About

Senin, 16 Maret 2009

OCEHAN BENDERA


Jalanan makin riuh saja, oleh ocehan bendera warna warni. Nyinyir. Memaksa jenak nguping, jenak mengamati, pun jenak merobek mulutnya bila keterlaluan: bikin gaduh.

Acap kali bendera merajuk rayuan iblis, manis sekali kawan. Kita dikibulin. Beberapa berdiam diri, mematung khusyu'. Ke sana kemari disambar angin. "Mana aksimu, bung?"tanya beberapa orang berseliweran, memegang pacul. Wanita-wanita menyunggi bakul. "Kami sudah pintar, Om. Usah dikibul. Kami tahu betul, mana bendera yang tak masgul."

Jalanan makin rancak, berderet tegak. Ngoceh tentang manis madu, lihat kawan. Semua menjanjikan kemakmuran. Padahal dari puluhan tahun, kami meringkuk di buruh sawah. Nasib sama. Sama saja. Makin dicekik harga.

Bendera mengeja aneka tanya, macam mesin penjawab. Berbusa-busa. Kami hanya saja mendengar setengah rasa.

Minggu, 08 Maret 2009

Janjiku pada Bulan


Janjiku pada bulan saban malam separuh, di tengah geliat lupa-lupa ingat

Adalah menabur senyum tipis khas gadis kasmaran

Sampai ujung-ujung malam, dan mata makin sipit kepingin ngatup. Desah malam bergetar sepanjang jendela kaca, juga pohon yang memamerkan goyangan dangdut. Aku makin lupa-lupa-lupa ingat. Sepanjang duduk. Bergeletar. Dan bruk.... Aku di diskotik menikmati lagu nonstop.

Kamis, 05 Maret 2009

Teman Jauh


Sedekat-dekat teman, kedekatan macam apalagi yang ditampilkan dengan kapasitas bertatap muka beberapa jam. Menghabiskan tutur ngalor ngidul. Beberapa mungkin membahas tugas kuliah. Beberapa lupa nama lengkapnya malah. Teman jauh. Yang selamanya jauh. Aku bahkan tak mengenal mereka. Sama sekali. Namun sangat antusias bila berbicara tentang tugas. Sama saja. Di mana-mana. Teman jauh. Yang memang jauh.

Aku bahkan lebih betah berlama-lama dengan ibuku, yang nota bene ga ngeh urusan perkuliahan. Kecuali dengan dag dig dug nya menunggu kepulanganku saban maghrib.

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls