lagu-lagu mendengung di tiap keberanjak berdiri
meniti jalanan yang ia takutkan akan duri-duri dan sial
“bukankah kutak membuntu jalan beranting seribu? Dan kau tak lelah mengolokku pengecut. Sedang kau sama sekali tak bergeser dari berdiri” bisikku padanya yang makin jauh.
gerbang langit mendendang syair matahari, mengirimku sebait kata yang dicuil dari sebongkah awan biru
Saat itu yang kulihat mentari masih bertengger di ufuk
berbagi desah tentang arti kekuatan dan bertahan