Selasa, Desember 16, 2008
Unknown
No comments
Jatuh pada titik ketinggian seberapa berpengaruh pada rasa yang ditimbulkan. Bila angka2 berhamburan adalah pilihan kejatuhan mungkin pilihan terarah pada angka terendah, dengan resiko luka tak parah. Jatuh di ketinggian numerik tertentu menyebabkan kaki patah, mungkin juga kehilangan tangan. Jatuh itu mungkin turun seperti daun layu, air terjun berlimpahan, atau hujan air yg menyileti tubuh dng kekuyupan.
Sedang bangun itu bangkit, berdiri untuk bersikap mengokohkan. Semisal bangunan ia makin kuat oleh fondasi dan batu bata yg tersusun rapi, menjelma rumah yg penuh keceriaan. Bangun itu mungkin juga mendaki ke impian seperti bayi yg belajar berjalan dng tatihan, anak muda yg memetik buah bintang, nenek yg mempertahankan tongkatnya.
Jatuh cinta atau bangun cinta? Entah pilihan yang menusuk otakku beberapa kali. Letih sudah terjatuh pd cinta konyol penuh bullshit, masa intrik remaja yg terlewati. Dan pilihan yg berteriak di dasar kedewasaan masih labil adalah membangun cinta. Bukan hanya sekedar permainan ombak rasa yg bergulung gulung hendak menelan mangsa.