About

Kamis, 08 Maret 2012

HIU KECIL KEHIDUPAN : Tantangan adalah Bagian dari Kehidupan

Kisah menarik berikut menceritakan tentang upaya nelayan Jepang untuk mempertahankan ikan agar tetap segar sampai ke tangan pelanggan.
Ketika sudah sangat sedikit ikan yang ditangkap di perairan dekat pantai, para nelayan pergi melaut ke tempat yang agak jauh. Akibatnya, ikan yang tiba di pantai diterima pelanggan sudah tidak segar lagi, dan harga pun anjlok. Demi mengatasi hal itu, paguyuban nelayan di Jepang mengusahakan freezer (lemari pendingin) untuk dibawa di atas perahu, agar sekalipun ikan telah mati, tetapi tetap beku dan tidak busuk.
Upaya ini ternyata tidak memuaskan pelanggan penikmat ikan segar. Meraka mengatakan ‘cita rasa’ ikan telah berkurang karena sudah mati dan dibekukan. Akibatnya, harga ikan pun semakin merosot tajam.
Langkah berikutnya yang ditempuh para nelayan adalah dengan membawa tangki-tangki yang besar saat melaut. Ikan-ikan yang telah dijaring selanjutnya dimasukkan ke dalam tangki dalam keadaan hidup. Mereka dijejalkan dalam tangki tersebut. Setelah sekian lama ikan-ikan berdesak-desakan dan saling bertabrakan, lama kelamaan ikan-ikan tersebut lemas. Ikan-ikan tetap hidup ketika dibawa ke pantai. Namun, masyarakat Jepang masih belum puas dengan ikan lemas ini. Mereka menganggap ‘cita rasa’ nya masih kalah dengan ikan yang segar.
Nelayan Jepang pun kembali berpikir keras mengatasi keadaan ini, agar ikan yang ditangkap tetap hidup dan segar. Usaha keras ini ternyata membuahkan ide yang luar biasa. Kini ketika para nelayan melaut, mereka tetap membawa tangki, namun jumlah ikan yang dimasukkan agak dikurangi agar tidak berdesak-desakan. Uniknya lagi, setelah semua ikan dimasukkan ke dalam tangki dan siap dibawa ke pantai, para nelayan memasukkan seekor hiu kecil ke setiap tangki. Ikan hiu tersebut memang memakan ikan-ikan yang ada di dalam tangki, namun tidak banyak. Sementara ikan-ikan yang lain lari dikejar-kejar hiu yang berada dalam tangki itu. Alhasil, ikan-ikan tersebut tetap dalam kondisi siaga dan takut yang tanpa disadarinya telah tiba di pantai. Dan ikan-ikan tetap segar sesampai di sana. Pelanggan pun merasa puas memperoleh ikan yang tetap hiudp dan segar.
Dari kisah di atas, kita bisa belajar bagaimana tantangan dan masalah selalu menyelimuti kehidupan kita. Memang tidak satu tempat pun di dunia ini yang terbebas dari tantangan. Tantangan sesungguhnya membuat seseorang semakin matang dan dewasa dalam perkembangan mentalnya. Tantangan yang dilakoni dengan baik akan membarikan pembelajaran yang paling berharga bagi kehidupan seseorang.
Tantangan dan masalah merupakan tanda bahwa kita masih hidup,’ demikian seorang filsuf pernah bertutur.
Sumber: Half Full – Half Empty by Parlindungan Marpaung

KISAH DUA EKOR KATAK : Cara Seseorang Memandang Masalah


Ini adalah kisah tentang dua ekor katak. Alkisah, ada dua katak jatuh ke dalam sekaleng es krim. Sisi-sisi kaleng itu mengkilap dan curam, sedangkan krimnya begitu dalam dan dingin. Dua katak tersebut terjebak di dalamnya dan kesulitan untuk keluar dari kaleng.
“Oh, bagaimana ini?’ kata katak yang pertama. “Ini takdir, tidak akan ada pertolongan. Selamat tinggal, sahabatku! Selamat tinggal, dunia yang menyedihkan!” ungkapnya lagi sambil menangis dan akhirnya tenggelam.
Akan tetapi, katak kedua yang juga terjatuh kaleng es krim itu langsung mengayuhkan kakinya untuk berenang. Sesaat ia menyeka wajah dan mengeringkan matanya yang penuh es krim.
“Paling tidak, aku akan berenang sejenak,” katanya. “Tidak akan membantu dunia jika satu katak lagi mati.”
Satu sampai dua jam dia menendang dan berenang sekuat tenaga, tidak sekalipun ia berhenti untuk mengeluh. Ia terus menendang dan berenang serta berenang dan menendang. Kayuhan kaki si katak kedua ini, akhirnya membuat es krim yang ada di dalam kaleng tersebut lambat laun mulai mengeras. Setelah es krim itu mulai berubah seperti mentega, katak itu pun lalu melompat.
Begitulah kisah kedua tersebut. Satu hal yang membedakan dua katak dalam kisah di atas adalah cara pandang mereka terhadap dunia di sekelilingnya dan bagaimana mereka bersikap terhadap hambatan yang terjadi.
Bila kita telaah lebih dalam, sesungguhnya hanya lewat cara pandang yang positif seseorang dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan baik. Orang yang memiliki cara pandang positif pada umumnya sangat alergi dengan urusan pamrih atau imbalan. Baginya, menyelesaikan pekerjaan adalah the way of life (cara hidup) dan bukan how to life (bagaimana hidup)
Stephen Covey berkata, “Ketika kita memandang permasalahan dan beban itu berasal dari diri kita, justru pada saat itu sebenarnya kitalah yang sedang bermasalah.” Sedangkan pepatah Cina menyatakan, “Daripada mengutuk kegelapan, lebih baik ambil sebatang lilin dan nyalakan.”
Sumber: Half Full – Half Empty by Parlindungan Marpaung

 
Design by Free WordPress Themes | Bloggerized by Lasantha - Premium Blogger Themes | cheap international calls