Ketika tekad memberangus di dada, maka tak ada lagi yang mengalahkan. Semua aral menjadi sebuah "batu kecil" yang melintas di jalan aspal. Kelihatan kerdil. Dan memang membiarkan kita melesat ke tanjakan selanjutnya. Tekad itu spirit. Spirit yang tak kan pernah mati.Seorang kawan, namanya Sastro ( bukan sebenarnya ). Ia kawanku kuliah di Unmuh Ponorogo. Berbekal satu kata "nekad", ia melalui terjal-terjal kesehariannya di rumah kakek tua. Nderek. Kakek tua yang bawel, dan penuh peraturan. Yang ditinggal anak-anaknya oleh karena keadaan mengharuskan demikian. Pekerjaan kadang membelenggu seseorang untuk melanglang jauh. Meninggalkan kampung halaman, melepas orang tua yang sendirian. Kesepian. Dan Sastro lah yang menemani keseharian kakek itu. Sampai ajal menjemput, demikian perjanjian anak-anaknya...