Mengenai kecewaku pada ketakjujuran, mengertilah.
Tentang jiwa jiwa meronta oleh jerat kemiskinan, mengertilah.
Kami hanya bisa menghiba teriak ” Kami orang bawah yang menggelinjang hebat, perut kosong kami menyeret hampir ke kekafiran. Sekantong beras seolah emas di mata kami. Adakah yang mengerti welas mata kami, yang sudah hampir tak berair, kami meminumnya untuk anak anak penuh panu di punggung. Mengertilah bila kebodohan mencekik otak, jangan menambah dengan hitungan pajak tinggi, sembako melonjak.”
Kami orang bawah yang senantiasa menyeret kemiskinan di bayang bayang, mengikutnya layak kekasih.
0 comments:
Posting Komentar